Senin, 17 September 2012

PITA (terakhir)

pagi itu sedikit terkantuk, sedikit bergerumuh hatiku, dan sedikit tak berdetak.
lalu aku putuskan untuk mengakhiri, untuk sebuah harga diri, MUNGKIN
dan yang pasti untuk yang tidak ingin aku kenang, aku mengatakan mereka JAHAT semuanya. Tapi mungkin aku lebih jahat karena tak bisa melepaskan diriku sendiri, oleh karena itu aku lepaskan diriku, aku maafkan diriku, aku berbicara dengan hati dan logika, mereka menyetujui dan sepertinya juga merestui, dan kini terjadi

aku melepasnya bukan karena tidak beralasan, tapi karena aku tau itu yang harus aku lakukan, 
tragedi 6 September 2012, terimakasih untuk kisahnya, selamat tinggal dan berharap tidak akan pernah berjumpa, karena aku sudah sangat bahagia.  
 

Kamis, 05 Juli 2012

PITA 7

heart beats fast
color and promises 
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow

tak henti - hentinya aku mendengar lagu ini, dalam lamunanku di balik kaca jendela hotel di lantai 15. Terbayang seorang yang selalu aku sayang dan cinta, walau kadar cinta ku tak sebanyak sekian tahun yang lalu, tetapi dia tetap menjadi prioritasku. Ku acuhkan beberapa sms dan bbm.
Malam ini Jakarta mendung, lalu lalang tetap padat. Aku melihat dari atas kamar nuansa kolam renang yang tenang dan lampu yang terang, membuat hasratku tergugah untuk bermain di dalamnya. Yah, benar saja mendung Jakarta hari ini meneteskan airnya, dalam rintikan hujan aku berenang menyusuri kolam renang yang hangat ini. Sekali lagi aku mengingatnya. Kesalahan menyelimuti hati ku, aku menjadi tersangka berkurangnya kadar cintanya untuk ku. Kini dia mengalami apa yang aku rasa, dia menuduhkan tuduhan yang membuat hakim geram, aku terpaku semalam, aku bukan tidak berusaha membela. Mati - matian aku mencari barang bukti untuk semua tuduhannya, mati - matian aku mengumpulkan kenyataan, karena yang di tuduhkan membayang dan hiperbola. Ku tertuduh yang negatif, itu bukan salahku. Berkali aku melihat jam ditangan, waktu hari ini seperti berjalan lambat, selalu maju dan tak akan pernah bisa mundur. Ingin ku tunjukkan kedapa siapa saja yang ada bahwa hati ku kecewa. Terjebak dalam kubangan cinta yang aku tak pernah tau endingnya seperti apa. 


I'm afraid to love someone, because when i do, the pain would come
-sweet disposition by defi puspita-

esoknya

waktu menunjukan pukul 5 pagi, tapi Jakarta masih gelap, aku melihat pendaran bayangku dari kaca jendela hotel, aku melihat inilah aku, Pita. Purpose ku tetap satu, mempertahankan apa yang harus di pertahankan, lalu melanjutkan apa yang harus dilanjutkan. Ku raih bb di sebelah tempat tidur, dengan gegap gembita jemari ku melunak untuk menelphone tunanganku, yes my fiance, sudah hampir 3 tahun aku mengegam cincin ini, tahun pertama ku bahagia dan menggebu - gebu tentang cinta, tahun kedua kumerasa terkhianati dan bodoh dan tahun ketiga dia menuduhku, aku bagai terdakwa tak berpengacara. Dan tahun ke tiga ini adalah tahun terberat, tak melunak sedikitpun ego kita. Saling menyalahkan seolah olah kitalah paling benar. Kesalahan terucap bagai panah yang menghujam, aku tertancap berkali kali, lalu aku tersimpuh dengan berlumuran darah tapi tak mati, hanya sekarat. Aku mencoba berdiri walau tertatih, lalu aku merangkak untuk tetap mencari bukti tentang kebenaran, bukti tentang tuduhan yang membuat posisiku sulit dan mendapatkan hukuman mati. Terdengar nada tunggu yang tak henti hentinya berbunyi, sepertinya tidak ingin untuk diangkat telphone dari ku. Ku letakkan kembali bb dengan sedikit tekanan yang mengakibatkan tercecer berantakan, kubuka jendela kamar masih petang tapi tampak indah karena lampu. Aku berjalan keluar, menaiki lift ke lantai paling atas, ku menarik nafas dalam - dalam lalu ku keluarkan dengan sedikit tekanan. Dan aku menemukan jawaban dari tuduhan yang di utarakannya. Dia adalah aku, aku merasakan apa yang dia rasakan tahun lalu, bahkan tahun - tahun sebelum kita memutuskan untuk bertunangan. Tidak perlu mencari kebenaran karena ini adalah karma. Tapi tuduhkan ku terbukti, dan dia tersangka dengan bukti kuat tapi tidak dengan hukuman mati, karena aku memberinya kesempatan. Kesempatan keduaku untuknya malah menjadikanku menjadi seorang tersangka dengan hukuman mati, chuckled. 

Everything happen for a reason, but i don't found a reason to always stand alone beside him.
-standing alone by defi puspita-

Selasa, 22 Mei 2012

PITA 6

"Dara aku tadi ketemu sama ibunya ubo, katanya ubo sakit yah? sakit apa memangnya?" kata adel
"ha? sakit? tidak koq dia hanya sedang tidak enak badan saja. Dia sudah bilang sama aku koq, cuman pilek sama batuk ajah" jawab syal "kamu ketemu sama ibu dimana?" tambah syal
"sebenarnya yang ketemu sama ibu ubo itu kakakku, tadi pas di pasar, dia ketemu ibu ubo. Kakak ku menyampaikannya ke aku. Baiklah kalo memang tidak terlalu parah, salam buat kak Eti dan bang Edru nya
"ok"jawab syal

apalah ini perempuan di serial FTV, udah punya suami dan anak masih aja bisa suka urus mantannya. Weird and rude, ketika seorang yang notabennya seorang mantan yang sudah punya anak dan suami tapi masih suka mencari tau apa yang terjadi dengan mantannya. Dengan dalih ingin menjalin hubungan silaturahmi yang bagus dan agar ukuwah tetap terjaga itu tidak cukup alasan untuk sok pengen ngerti apa yang sedang terjadi dengan mantannya. Kalo dulu memang masih sayang, kenapa harus nikah sama orang lain? kenapa harus beranak sama orang lain? lalu sekarang ketika sang mantan sudah mempunyai dambaan hati dia suka ikut campur dalam hubungannya, sok pengen ngerti keadaan lah, sok pengen berteman lah, sok pengen care, sok bilang karena dia sudah deket ama orang tuanyalah, dan sekarang sok tau apa yang sedang terjadi dengan mantannya, lebih parahnya lagi bilang sama keluarganya kalo sekarang sedang deket ama mantannya, kepo aslik. Ini serius cewek di FTV gilak parah, kalo aku jadi suaminya bisa aku hajar nech, kalo ternyata kelakuan istrinya minus. Ech, tambah lagi sekarang sok ikut campur tentang pernikahan mantan ama ceweknya, ngak lepas dari itu juga, malah sering ketemu lagi ama mantannya bilang sok soal bisnislah, cuman sekedar tongkrong bareng ama temen - temen lah, terus sering kerumah orang tua mantannyalah, kacau nech cewek, ancur plus ngak beretika, kalo dalam kehidupan nyata semoga aja ngak ada orang cewek macem dia, dan kalo aku tau ada cewek macem dia, serius aku bakal kerasin, aku jambak juga rambutnya, jadi cewek koq ngak bisa behave. Coba aja kalo dia di posisi si-Cewek mantannya. Pasti khan ngak comfort kalo sukanya di resekin ama mantannya, memalukan banget, cewek koq ngak bisa jaga sikap ama jaga perasaan cewek lain, selfish. 


"AU, gilak sakit tau bob" teriak pita karena dilempar sama bungki boneka panda kesayangan pita
"Kakak sech, liat FTV koq marah - marah sendiri, itu khan cuman cerita. Di TV"jawab Bobi adek pita
"ya abisnya ngegemesin banget sech tokohnya, to the max bob" sahut pita
"tapi kak, temen dek bob ada yang gitu lhoh" jawab bobi
"serius dek? yang mana? yang cewek suka ngerecokin itu?" sahut pita dengan penasaran
"iya kak, jadi temen dek bob itu cewek udah punya anak sama suami. Ini dek bob crita versi yang dek denger dari temen dek yah kak, alias si cewek.  Dulu dia pacaran ama cowok di kota asalnya, dia berasal dari Kalimantan. Terus dia disuruh sama ayahnya buat sekolah di Jogja, dia SMA move ke Jogja. Sedang cowoknya move dek kurang faham kemana. Mereka melakukan hubungan long distance kak. Tapi kata si ceweknya mereka ngak disetujui pacaran sama ayah si cewek. Tapi anehnya kalo ngak disetujui ama ayah si cewek, koq iya si ayahnya terkadang sama dek suka crita tentang pacarnya itu. Kadang crita kalo ayahnya ketemu di tempat kerja dan bla bla bla." crita bob
"serius dek ayahnya masih suka crita tentang cowoknya, nech ayahnya geblek juga" sahut pita dengan wajah gondok
"wah manalah aku tau, yang pasti begitulah. lanjut cerita yah.
Terus pas lebaran si cewek balik kampung, ketemulah ama si pacarnya. Pas lagi jalan - jalan berdua si cewek ditanya ama cowoknya, apa di Jogja dia pernah deket sama cowok lain. Karena temen dek itu orangnya setia, jadi dia ngak pernah deket ama cowok lain kak. Ech tapi ternyata si cowok itu deket ama cewek lain di tempat perantauannya. Bilanglah dia ama ceweknya, dan gak tau gemana critanya akhirnya cowoknya itu nikah ama cewek yang ada diperantauannya itu kak. Temen adek shock tuch, tapi akhirnya dia menemukan cowok baru, pacaran lah mereka sampe sekrang nikah dan punya anak 1. Tapi temen dek itu masih suka smsan ama mantannya itu, paling parahnya lagi, dia itu mengklaim kalo model rumah yang cowok dan istrinya tempati itu berdasarkan model yang dia suka. Jadi temen dek itu suka ama rumah model simple, kalo istri cowoknya suka rumah model mewah. Akhirnya rumah cowoknya itu sekarang ajak kadut, gara - gara si cowok itu masih suka masukin aksen - aksen temen adek itu. Lebih weird ama geblekan critanya? Dan temen dek itu sekarang smsan sama istrinya, bilangnya karena pengen jaga silaturahmi, tadinya ama cowoknya, tapi karena si istrinya tau kalo mereka sering smsan, istri cowoknya minta nomer telpon temen dek, dan bilang ama suaminya, kalo mending temen dek itu smsan ama istrinya ajah jangan smsan ama suaminya. Toch cuman mau tanya kabarkan. Dan lebih anehnya lagi, temen dek itu sekarang masih menyinpan cinta yang besar banget lhoh sama mantannya itu. Gila to the max khan? agak aneh memang temen dek nech, dek udah sering kasih tau, buat jangan suka menghubungi cowoknya. Karena mereka itu kan sudah berkeluarga dan mereka sudah punya anak. Dek selalu bilang sama temen dek bob, kalo di rusuhi itu ngak enak dan ngak nyaman. Jadi jangan suka kepo ama rumah tangga orang, apalagi rumah tangga mantan sendiri, ndak elok sama ngak sopan itu mah. Tapi dia sulit banget dikasih tau kak. Terus kemaren suaminya disapa di FB ama mantanya, ech langsung dia marah - marah ama suaminya, gara - gara suaminya itu bales tuch sapaan. Terus nangis - nangis ke adek, dek sukurin aja dia. Dek bilang, makanya ngak usah suka sok sokan menjaga silaturahmi ama mantannya, pake acara smsan dan perhatian segala. Ech, sekali liat suaminya cuman bales sapa aja marah dan nangis "lanjut cerita adek ku dengan wajah memerah, lalu berlenggang meninggalkan ku di ruang TV sendiri.

Temen adek memang egois itu namanya mah, kadang kita ngak pernah merasa kalo apa yang kita lakukan itu salah, dan menyinggung orang lain. Apalagi yang berhubungan ama mantan pacar. Jadi cewek emang kudu behave, ngak boleh kaya gitu, apalagi sudah punya suami ama anak. Ngak pantas hal seperti itu dilakukan, kalo memang sekedar salam sapa sech ngak masalah, tapi kalo udah sering smsan, atau sering sok perhatian kerumah orang tuanya buat cerita, atau pas ketemu di tempat makan malah keasikan ngobrol bareng, atau malah kenalin mantannya ke temen kantor atau temen main itu mah namnya oon. Coba aja dia yang digiutin pasti ngak mau dan bakal marah - marah. Kadaang untuk tau diri itu susah lhoh, aku juga merasa gitu soalnya.

tingtung,tingtung
aku sambar bb yang tergeletak di atas ranjang kamar, dengan sigap tanganku membuka sms dan tertuliskan

"hi, ini mbak pita ya? aku jean mantan pacar Abimanyu. Salam kenal yah mbak."

tanganku langusung lunglai dan secara tidak sengaja menjatuhkan bbku, aku merasa tertampar dengan sms itu, ternyata aku menjadi salah satu dari wanita - wanita yang harus berurusan dengan mantan pacar.

Kamis, 10 Mei 2012

ketika kita tidak menyadarinya

Kita itu hidup berdampingan, bersama - sama, bersosialisasi dan tidak bisa kita hidup sendiri. Dalam hidup kita harus saling berdampingan.

Happiness only real when shared
- into the wild-

tapi pernah tersadarkah kalian, bahwa terkadang apa yang kita lakukan itu suka menyakitkan, suka membuat orang salah kaprah dengan kita, atau bahkan kita tidak tersadar ketika orang yang kita cintai dan mencitai kita ternyata sudah tersakiti oleh tindakan kita. Aku menuliskan ini, agar AKU dan kalian para pembaca blog ku sedikit menyadari apa yang kita lakukan. THAT A POINT!! :)
Aku akan menuliskan beberapa contoh, yang mungkin kalian juga pernah melakukannya tetapi kalian tidak menyadarinya. 

Senin, 23 April 2012

PITA 5 (BAHAGIA)


BAHAGIA  adalah ketika kita menghabiskan waktu luang bersama orang yang kita kasihi dan sayangi, serta cintai. contoh : saya menghabiskan waktu bersama dia yang saya sayangi, dirumah berdua, dengan tidak mempunyai cukup uang. Bahkan untuk makan pun, kita hanya memasak mie instan. Tapi aku duduk berdua memakan mie instan lalu melihat acara televisi, berbagi cerita, bersendau gurau. Itu adalah bahagia, bahagia yang luar biasa.

Tapi lalu aku mendapatkan arti bahagia lainnya, ketika dia orang yang aku cintai dan aku sayangi menyakitiku, memegang prinsipnya yang tidak bisa diganggu gugat, aku merasa rapuh lalu aku mencari kebahagian dengan teman - teman ku, menghabiskan waktu bersama, bersendau gurau, menghabiskan uang, belanja, duduk duduk cantik di cafe, lalu pulang malam setelah itu tidur dan esok rutinitas seperti itu lagi, aku bilang itu adalah bahagia.

Tapi ternyata ada kesalahan presepsi disini, aku merasakan bahagia ku adalah kepaksaaan, mereka bersamaku karena uang, mereka bersamaku karena aku ini adalah siapa, bukan aku ini apa adanya, mereka bersamaku karena branch, karena glamor, tertawa mereka tak tulus, ada sedikit kepaksaan. Lalu aku terdiam ketika di malam dimana aku menghabiskan uangku untuk mendapatkan kebahagiaan itu, aku disuguhkan sesuatu yang mengejutkan. Ketika aku keluar dari tempat parkir tiba - tiba aku di suguhkan dengan pemandangan yang sangat mengejutkan, ku pelankan mobil yang ku kendarai. Lalu menepi, ku keluar dari mobil dan berkata "pak, minggir bentar pak, saya mau beli" bapak itu mengayuh sepedanya dengan tangan karena keterbatasan fisiknya, karena dia mempunyai cacat fisik yang sebenarnya dia tidak ingin mendapatkannya. Ku membeli dua roti lalu ku bayar, dan ketika aku berkata "pak kembalinya sepuluh ribu saja" disitu ada rona bahagia dari dirinya, sahabatku hanya memandangku dengan tatapan weird. Lalu aku melihatnya pergi, melenggang dengan sepeda dan gerobak roti di belakangnya. Sahabatku mengatakan "kasian yah bapaknya, aku udah lama tau dia. Dulu dia jual es batu, sekarang dia jual roti. Sudah lama juga aku pengen beli rotinya cuman belom kesampean" dan aku hanya tersenyum mendengarnya, lalu dia melanjutkan "kasian yah, jadi sedih banget melihatnya" aku membalas "kita yang di beri kesempurnaan suka banget menghambur - hamburkan uang, contoh saja hari ini, kita menghabiskan uang 1 juta untuk sekedar menikmati hidup dengan berdendang, belum lagi tadi aku habis makan di cafe, paling tidak tadi aku keluar uang 300rb. Tapi dia, untuk mengumpulkan uang barang 200rb saja, harus mengayuh sepedanya dengan banyak tenaga, menjajakan rotinya hingga malam, aku merasa malu dengan hal tersebut" lalu sahabatku menambahkan "semoga tidak ada orang yang menjahatinya, semoga dia bisa pulang dengan selamat dan semoga di jauhkan dari orang - orang jahat. Amin. Kasian juga khan, kalo uang yang susah payah dia kumpulkan lalu harus di rampas oleh orang yang tidak bertanggung jawab" dan aku hanya mengamininya. 

Selasa, 17 April 2012

TELAH PERGI


Tiada lagi bisik suaramu
Yang senantiasa ucapkan kata cinta
Tiada lagi kurasa belaimu
Di saat hati ini tak tenang

tiada lelah air mata
Ku hanya bisa memandangmu
Bingkai lukisan dirimu


meski ragamu tak lagi menyentuhku
jiwa ini takkan lepas dari dirimu
walaupun ini harus terjadi
kutahu kita kan abadi selamanya



kuyakinkan kau selalu memandangku
karena jiwa ini takkan lepas darimu
walaupun ini harus terjadi
kutahu kita kan abadi selamanya

(Alena - Telah Pergi)


Senin, 02 April 2012

DIAM

dan semua itu seperti tersepuh
panas dan pias, terjatuh dan terkapar, lalu lirih ku berkata aku letih
bergerak maju seperti tak sanggup, tapi aku harus
lalu ku letakkan sedikit demi sedikit beban ini,
ternyata aku mampu, merintih mencoba untuk berdiri
kuletakkan tangan kanan di tanah,
ku meraba dada dan hati dengan tangan kiri untuk menarik dengan paksa beban ini,
ku meraih satu per satu, walau masih banyak yang tertinggal
ku mencoba untuk merangkak, ku lalui jalan yang sepi, lapang dan tak ada yang bisa ku pegang
aku sendiri disini, mencoba berdamai dengna hati
mencoba berkomunikasi, semoga mereka saling berteman dan nyambung saat bercengkrama
secara bersamaan angin berhembus kencang, disini hati dan logika meluapkan ke egoisan
dan kuputuskan untuk berhenti sejenak, menenangkan mereka agar tak semakin gaduh
suara mereka memekikkan telinga, saling berteriak,
hingga aku mengucap DIAM dengan suara lantang dan tegas, yang membuat mereka ketakutan hingga tak mengucapkan kata
ku terjatuh lagi, dan berlinanglah air mata ini, ku bersujud meminta ke ikhlasan dan memohon kebaikan